Zakat Untuk Masjid

Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim 1981 di PP. Annur Tegalrejo Nganjuk
Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya zakat yang ditasyarufkan kepada masjid, madrasah, panti asuhan, yayasan-yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain. Sebagaimana yang berlaku di tengah masyarakat umum?
Jawaban:

Memberikan zakat kepada masjid, madrasah, panti asuhan, yayasan-yayasan sosial, keagamaan dan lain-lain tidak boleh, akan tetapi ada pendapat: imam Qofal menukil dari sebagian ahli fiqih, zakat boleh ditasarufkan kepada sektor-sektor tersebut di atas, atas nama sabilillah.
Dasar Pengambilan Hukum:
1. Bughyatu al-Murtasyidin, Hlm. 106
لاَ يَسْتَحِقُّ الْمَسْجِدُ شَيْئًا مِنَ الَّزكَاةِ مُطْلَقًا، إِذْ لاَ يَجُوْزُ صَرْفُهَا إِلاَّ لِحُرٍّ مُسْلِمٍ، ومثله ما فى الميزان الكبرى فى الجزء الثانى من باب قسم الصدقات، وعبارته: إِتَّفَقَ اْلأَئِمَّةُ اْلأَرْبَعَةُ عَلَى أَنَّهُ لاَ يَجُوْزُ اِخْرَاجُ الزَّكَاةِ لِبِنَاءِ مَسْجِدٍ أَوْتَكْفِيْنِ مَيِّتٍ.
"Masjid tidak berhak sedikit pun secara mutlak mengambil bagian zakat, karena tidak boleh mentasarufkan zakat kecuali pada orang yang merdeka yang muslim, begitu juga yang ada dalam kitab mizan kubra juz II, bab pembagian sedekah. Imam madzhab empat bersepakat bahwa sesungguhnya tidak boleh mentasharrufkan zakat untuk pendirian masjid atau untuk membeli kafan bagi jenazah".
2. Tafsir al-Munir, Juz I, Hlm. 344
وَنَقَلَ الْقَفَّالُ مِنْ بَعْضِ الْفُقَهَاءِ أَنَّهُمْ أَجَازُوْا صَرْفَ الصَّدَقَاتِ إِلَى جَمِيْعِ وُجُوْهِ الْخَيْرِ، مِنْ تَكْفِيْنِ مَيِّتٍ وَبِنَاءِ الْحُصُوْنِ وَعِمَارَةِ الْمَسَاجِدِ، ِلأَنَّ قَوْلَهُ تَعَالَى "فِى سَبِيْلِ اللهِ" فِى الْكُلِّ.
"Imam Al-Qofal menukil dari sebagian ahli fiqih, bahwa mereka memperbolehkan mentasarufkan sodaqoh (zakat) kepada segala sektor kebaikan, seperti: mengkafani mayat, membangun pertahanan, membangun masjid dst. Karena kata-kata sabilillah itu mencakup umum (semuanya)".

Komentar