Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim tahun 2004 di PP. Darussalam Blokagung Banyuwangi
Polemik
tentang status Negara Republik Indonesia, seperti pernah diagendakan pada
Muktamar NU ke-11 tahun 1936 (saat Negara menjadi jajahan Hindia Belanda) yang
berakhir dengan mengambangkan status Daar al-Islam dan lebih
menguat pilihan status Daar al-Shulh, akhir-akhir ini
sengaja diwacanakan kembali terkait keinginan memberlakukan syariat Islam secara
konstitusional. Nahdlatul Ulama secara konstitusional telah memandang bentuk
NKRI sebagai final dan penghapusan 7 (tujuh) kalimat pada piagam Jakarta telah
menjadi komitmen Jam’iyyah.
Pertanyaan
:
a. Menurut
perspektif hukum Islam, status hukum negara yang manakah yang pas untuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada masa sekarang.?.
b. Apakah
kebijakan konstitusinal UUD 1945 yang melindungi kebebasan menjalankan ajaran
agama bagi segenap pemeluknya tidak proporsinal ?.
c. Berdosakah
umat Islam di Indonesia berhubung hukum positip tidak sepenuhnya
memberlakukan syari’at Islam ?.
(PW-NU
Jawa Timur ).
Jawaban
:
- NKRI berstatus Dar al-Islam (bukan Daulah Islamiyyah)
- Kebijakan konstitusional UUD 1945 yang memberikan kebebasan kepada pemeluk agama untuk menjalankan ajaran agamanya adalah proporsional
- Sepanjang mereka punya komitmen dan upaya untuk berlakunya syaria’at secara menyeluruh, maka tidak berdosa
المأخـذ :
تحفة المحتاج فى شرح المنهاج ج 9 ص 269 احمد بن محمد بن على بن حجر
الهيتمى دار احياء التراث العربى
ثُمَّ رَأَيْت الرَّافِعِيَّ وَغَيْرَهُ ذَكَرُوا نَقْلًا عَنْ
الْأَصْحَابِ أَنَّ دَارَ الْإِسْلَامِ ثَلَاثَةُ أَقْسَامٍ : قِسْمٌ يَسْكُنُهُ
الْمُسْلِمُونَ , وَقِسْمٌ فَتَحُوهُ وَأَقَرُّوا أَهْلَهُ عَلَيْهِ بِجِزْيَةٍ
مَلَكُوهُ أَوْ لَا , وَقِسْمٌ كَانُوا يَسْكُنُونَهُ , ثُمَّ غَلَبَ عَلَيْهِ
الْكُفَّارُ قَالَ الرَّافِعِيُّ وَعَدُّهُمْ الْقِسْمَ الثَّانِيَ يُبَيِّنُ
أَنَّهُ يَكْفِي فِي كَوْنِهَا دَارَ إسْلَامٍ كَوْنُهَا تَحْتَ اسْتِيلَاءِ
الْإِمَامِ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهَا مُسْلِمٌ قَالَ : وَأَمَّا عَدُّهُمْ
الثَّالِثَ فَقَدْ يُوجَدُ فِي كَلَامِهِمْ مَا يُشْعِرُ بِأَنَّ الِاسْتِيلَاءَ
الْقَدِيمَ يَكْفِي لِاسْتِمْرَارِ الْحُكْمِ
Terjemah
:
Kemudian
saya melihat Imam Rafi’i dan yang lain menuturkan pendapat yang dinukil dari
para ulama’madzhab Syafi”i bahwa dar al-Islam (negara Islam) itu ada tiga
bagian:
ü Negara
yang dihuni umat Islam.
ü Negara
yang ditaklukkan umat Islam dan menetapkan penduduknya untuk tetap tinggal
disana dengan membayar jizyah baik mereka itu memilikkannya atau
tidak.
ü Negara
yang dihuni oleh umat Islam kemudian dikuasai oleh orang-orang
kafir.
Imam
Rafi’i berkata : Para ulama’ menggolongkan bagian kedua sebagai negara Islam,
hal itu menjelaskan bahwa tentang penganggapan sebagai negara Islam cukup adanya
negara itu dibawah kekuasaan seorang imam walaupun disana tidak
terdapat satupun orang muslim. Imam Rafi’i berkata : Adapun para ulama’
menggolongkan bagian ketiga sebagai negara Islam karena terkadang dijumpai dalam
perbincangan para ulama’ suatu pendapat yang memberikan pengertian bahwa
penguasaan yang sudah berlalu cukuplah untuk melestarikan hukum sebagai negara
Islam.
بغية المسترشدين ص : 254
(مسئلة ى) كُّّلُ مَحَلٍّ قَدَرَ مُسْلِمٌ سَاكِنٌ بهِ علىَ
الاِمْتِناعِ مِنَ الْحَرَبِييْنَ فِى زَمَنٍ مِنَ الاَزْمانِ يَصِيرُ دَارَ
اِسْلاَمٍ تَجْرِى عَليْه اَحْكامٌ فِى ذلكَ الزمانِ ومَا بعدَه واِنِ انْقطَعَ
امْتناعُ المُسْلمِينَ بِاسْتيلاَءِ الكُفّارِ عَليهمْ ومَنْعِهم مِنْ دُخولِه
واِخْراجِهم مِنْه وحينئذٍ فَتَسْميَتُهُ دارَ حَرْبٍ صُوْرةً لا حكمًا فعُلِمَ
أنَّ أرْضَ بتَاوِي بَلْ وغالِبُ أَرْضِ جَاوة دارُ اسْلامٍ لاِسْتيلاءِ المسْلمين
عِليهَا سَابقا قبلَ الكفارِ
Terjemah
:
Setiap
tempat dimana penduduk muslim disana kuasa mempertahankan dari ancaman
orang-orang kafir harby pada suatu masa dari beberapa masa jadilah tempat itu
dar al-Islam (negara Islam) yang boleh diberlakukan hukum-hukum Islam pada zaman
itu dan sesudahnya sekalipun pertahanan kaum muslimin terputus sebab orang-orang
kafir telah menguasai umat Islam, menghalangi memasuki negara itu dan mengusir
umat Islam dari sana. Dalam keadaan seperti diatas maka tempat itu dinamakan dar
al-harb secara de facto dan bukan dar al-harb secara de jure. Jadi bisa
diketahui bahwa Betawi bahkan kebanyakan tanah Jawa adalah negara Islam karena
umat Islam telah menguasainya jauh sebelum orang-orang
kafir.
الجهاد فى الاسلام 81
ويلاحظ من معرفة هذه الاحكام أن تطبيق احكام الشريعة الاسلامية ليس شرطا
لاعتبار الدار دار الاسلام ولكنه حق من حقوق دار الاسلام فى اعناق المسلمين فاذا
قصر المسلمون فى إجراء الاحكام الاسلامية غلى اختلافها فى دارهم التى أورثهم الله
اياها فان هذا التقصير لا يخرجها عن كونها دار اسلام ولكنه يحمل المقصرين ذنوبا
واوزارا.
Terjemah
:
Dilihat
dari mengetahui hukum-hukm ini bahwa menerapkan hukum syariat Islam bukan suatu
syarat bagi negara dianggap sebagai negara Islam, akan tetapi merupakan salah
satu dari hak-hak negara Islam yang menjadi tanggung jawab umat Islam. Jadi
apabila umat Islam ceroboh dalam menjalankan hukum Islam atas cara yang
berbeda-beda dinegara yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadanya, maka
kecerobohan ini tidak merusak adanya negara dinamakan negara Islam, akan tetapi
kecorobohan itu membebani mereka dosa-dosa dan
kesalahan-kesalahan.
Komentar
Posting Komentar