Hasil Bahtsul Masail PWNU Jatim 2006 di Pesma Al Hikam Malang
Pertanyaan
1)
Apa
sajakah kriteria agar terpenuhi status mati syahid dengan prospek masuk surga
menurut pandangan ulama ahli syari’at ?
Jawaban
:
Kriteria
Syahid, dengan prospek masuk surga mencakup 2 golongan:
a)
Syahid
dunia akhirat:; adalah orang yang mati dalam medan peperangan melawan orang
kafir dan dia mati sebab perang.
b)
Syahid
akhirat; adalah orang yang mati dengan sebab-sebab syahadah sebagaimana berikut:
antara lain: tenggelam , sakit perut, tertimpa reruntuhan, dll.
المراجع:
هامش القليوبى و عميره جز 1 ص : 337
إعْلَمْ أَنَّ المُصَنِّفَ (النَّوَويَّ) رَحِمَه اللهُ ذَكرَ فِي
ضَابِطِ الشَّهيدِ ثلاثَ قُيُودٍ المَوتَ حَالَ القِتالِ وَكَونَهُ قِتالُ كُفَّارٍ
وكَونَهُ بِسَببِ قِتالٍ.
Terjemah :
Ketahuilah bahwa sesungguhnya musonnif (Imam Nawawi) dalam hal definisi
mati sahid menuturkan tiga syarat, yaitu mati ketika berperang, perangnya
melawan kafir, dan matinya karena sebab berperang.
متن الشرقاوي جز 1 ص : 338
وَخَرَجَ بِشَهيدِ المَعْرِكَةِ
غَيرُهُ مِن الشُّهَداءِ كَمَن مَاتَ مَبْطونًا أوْ مَحْدُودًا أوْ غَريْقًًا أوْ
غَريْبًا أوْ مَقتُولاً ظُلْمًا أوْ طَالِبَ عِلمٍ فَيُغْسَلُ وَ يُصَليَّ عَليهِ
وَ إنْ صَدَقَ عَليهِ إسْمُ الشَّهيدِ فَهُوَ شَهيدٌ فِي ثوَابِ
الأخِرَةِ.
Terjemah
:
Dikecualikan dari status mati syahid dalam peperangan ialah para
syuhada’ selain dalam peraperangan, seperti halnya mati karena sakit perut
(mabtun), atau di had (hukum), atau tenggelam (ghoriq), atau diasingkan, atau
dibunuh karena dzalim, atau daalam waktu mencari ilmu. Maka mereka semua itu di
mandikan, dan disholati, meskipun bersetatus mati sahid, karena dia mati sahid
dalam perhitungan pahala diakhirat.
2)
Syahidkah
jenazah gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI dan menciptakan
negara Islam untuknya
?
3)
Berstatus
mati syahidkah pelaku teror di Indonesia yang berdasar hukum positif (UU Anti
Terorisme) harus dieksekusi sesuai putusan majelis hakim yang mengadilinya
?
4)
Karena
dinyatakan bersalah secara hukum negara, benarkah terhadap jenazah teroris pasca
eksekusi hukuman mati tidak perlu dishalatkan dengan pertimbangan aksi teror itu
dosa besar dan fasiq terbukti korban yang terbunuh ternyata sesama muslim
?
Jawaban
:
Mayit
pelaku gerakan separatis bukan termasuk syuhada', sehingga mayitnya tetap
dimandikan dan dishalati seperti layaknya mayit muslim.
المراجع:
مغني المحتاج معرفة الفاظ المنهاج للشيخ محمد بن احمد الشربيني الخطيب ،
ج ك 2 ص : 35 ، مانصه:
أمَّا إذَا كَانَ المَقتُولُ مِنْ أهْلِ البَغْىِ فَليْسَ بِشَهيدٍ
جَزْمًا
Terjemah :
Adapun orang yang terbunuh itu dari ahlul baghyi (pemberopntak) maka
mereka bukan termasuk mati syahid dengan pasti.
روضة الطالبين للشيخ محي الدين يحي بن أبي زكريا النووي ، ج : 2 ، ص :
42 ، مانصه :
النَّوعُ الثانِي الشُّهَداءُ العَارُونَ عَن جَمِيعِ الأوْصَافِ
المَذْكُورَةِ كَالمَبْطُونِ وَالمَطْعُونِ وَالغَرِيقِ وَالغَرِيبِ وَالمَيّتِ
عِشْقا وَالمَيّتَةِ فِي الطَّلْقِ وَمَن قَتَلَهُ مُسْلِمٌ أوْ ذِمِّيٌّ أوْ بَاغِ
القِتالِ فَهُم كَسَائِرِ المَوتىَ
يُغْسَلونَ وَيُصَلىَّ عَليْهِمْ وَإنْ وَرَد فِيهِمْ لفْظُ الشَّهادَةِ
وَكذَا المَقتُولُ قِصَاصًا أوْ حَدّا لَيسَ بِشَهيدٍ
Terjemah :
Macam yang kedua yaitu orang-orang yang mati syahid yang selain dari
sifat-sifat tersebut diatas, seperti mati karena sakit perut, sakit tho’un
(wabah), tenggelam, diasingkan, mati karena merindukan (kekasih), mati karena
melahirkan dan orang yang mati karena dibunuh sesama muslim atau orang kafir
dzimmy atau orang yang menentang berperang, maka mereka semua dihukumi seperti
mati biasa, artinya harus disholati dan dimandikan. meskipun statusnya mati
syahid (di akherat), begitu juga mati karena dihukum qisos atau dihukum had itu
bukan mati syahid.
الموسوعة الفقهية ج : 8 ص : 152، مانصه :
أما قتلى البغاة، فمذهب الملكية والشافعية والحنابلة : أنهم يغسلون
ويكفنون ويصلي عليهم، لعموم قوله صلى الله عليه وسلم : (صلوا على من قال لا إله إلا
الله ) ولأنهم مسلمون لم يثبت لهم حكم الشهادة، فيغسلون ويصلي عليهم ومثله الحنفية، سواء اكانت لهم فئة أم لم تكن
لهم فئة على الرأي الصحيح عندهم وقد روي أن
عليا رضي الله عنه لم يصل على أهل حروراء، ولكنهم يغسلون ويكفنون ويدفنون ولم يفرق
الجمهور بين الخوارج وغيرهم من البغاة في حكم التغسيل والتكفين والصلاة
.
Terjemah :
Adapun orang-orang yang terbunuh dari para pembangkang (bughot) maka
menurut ulama’madzab Maliki, Syaf’ii dan Hambali mereka itu harus dimandikan,
dikafani dan sisholati karena keumuman sabda Rasulullah SAW (artinya)
“Sholatilah orang-orang yang mati dan berkata Laa Ilaa Ha Illallaah”.
Karena mereka adalah orang-orang Islam yang tidak berstatus mati syahid
maka dia dimandikan dan disholati.
Begitupula pendapata ulama’ madzab Hanafi, baik mereka itu mempunyai
kelompok atau tidak, menurut pendapat yang sohih dikalangan ulam’ hanafiyyah.
Diriwayatkan sesungguhnya sahabat Ali RA tidak melakukan sholat terhadap orang
golongan Harurok, tetapi mereka itu dimandikan, dikafani dan dimakamkan ditempat
pemakaman muslim. Juhur al ulama (kebanyakan ulama) tidak membedakan antara kaum
khawarij dan lainnya dari golongan penentang pemerintahan yang sah di dalam
hukum memandikan, mengkafani serta mensholati.
حاشية الجمل 2
وَتَجْهِيزُهُ أيِ المَيّتِ
المُسْلِمِ غَيرِ الشَّهيدِ بِغَسْلِهِ وَ تكْفِينِهِ وَ حَمْلِه وَ الصَّلاةُ
عَليْهِ وَدَفنِهِ وَ لَوْ قَاتلَ نَفْسَهُ فَرضُ كِفَايَةٍ.
Terjemah :
Merawat jenazahnya orang Islam yang selain mati syahid dengan cara
memandikan, mengkafani, membawa, menyolati dan mengkuburkan walaupun melakukan
bunuh diri, hukumnya fardhu kifayah.
5.
Bolehkah
orang melakukan bunuh diri guna memperjuangkan sesuatu yang menjadi keyakinan
pribadinya ?
Jawaban
:
Bunuh
diri tidak dibenarkan dalam syariat sekalipun dalam rangka memperjuangkan
kebenaran. Akan tetapi dalam peperangan yang dizinkan syara' (jihad) menyerang
musuh dengan keyakinan akan terbunuh untuk membangkitkan semangat juang kaum
muslimin adalah diperbolehkan.
المراجع
تفسير ابن كثير ج: 1 ص: 481
عَنْ أبِي صَالِحٍ عَن أبِي هُرَيرَةَ قالَ قالَ رَسُولُ اللهِ صَلىَّ
اللهُ عَليهِ وَسَلمَ مَن قَتلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِها
بَطْنَهُ يَوْمَ القِيامَةِ فِي نَارِ جَهَنمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا
فِيهَا أبَدًا وَمَن قتلَ نَفسَهُ بِسُمٍّ تَرَدَّى بِه فَسَمَّهُ فِي
يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنمَ خَالدًا
مُخَلدًا فِيهَا أبَدًا وَهَذا
الحَدِيثُ ثابِتٌ فِي الصَّحِيحَينِ خ م
Terjemah
:
Dari
Abi Sholeh dari Abi hurairoh berkata : Rosululloh SAW. bersabda : Barang siapa
melakukan bunuh diri dengan cara membenamkan besi keperutnya sendiri besuk pada
hari kiamat akan masuk neraka Jahannam selam-lamanya.
Dan
barang siapa melakukan bunuh diri dengan cara menaruh racun di tangannya dengan
menghirupnya maka akan masuk neraka jahanam selam-lamanya. Hadits ini telah
ditetapkan dalam dua kitab Shohih.
اسعاد الرفيق جز 2 ص :
تتِمَّة مِنَ الكَبَائِرِ قَتلُ الإنْسَانِ نَفسَهُ لِقَولِه عَليْهِ
الصَّلاةُ وَالسَّلامُ مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقتَلَ نَفْسَه فَهُو فِى نَارِ
جَهَنّمَ يَترَدَّى فِيهَا خَالِدًا مُخَلدًا فِيهَا ابَدًا
Terjemah :
Termasuk dosa besar adalah bunuh diri, sebagaimana sabda Nabi SAW. :
“Barang siapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari ketinggian gunung maka
akan masuk neraka jahanam dengan terlempar selama-lamanya.
الموسوعة الفقهية 6 ص : 285 –
286
الانتحار حرام بالاتفاق ويعتبر من اكبر الكبائر بعد الشرك بالله قال
الله تعالى ولا تقتلوا النفس التى حرم الله الا بالحق وقال ولا تقتلوا انفسكم ان
الله كان بكم رحيما وقد قرر الفقهاء ان المنتخر اعظم وزرا ممن قاتل غيره وهو فاسق
وباغ على نفسه حتى قال بعضهم لايغسل ولايصلى عليه كالبغاة وقيل لاتقبل توبته تغليظا
عليه كما ان ظاهر بعض الأحاديث يدل على خلوده في النار منها قوله من تردى من جبل
فقتل نفسه فهو في نار جهنم يتردى فيها خالدا مخلدا فيها ابدا
Terjemah
:
Bunuh
diri adalah harom denga kesepakatan para ulama’ dan dipandang dosa yang paling
besar setelah syirik kepada Allah. Allah berfirman ( artinya ): “
Janganlah
kalian semua membunuh jiwa yang diharomkan oleh Allah kecuali dengan jalan yang
haq”, dan firman Allah ( artinya ):
“Janganlah kalian membunuh dirimu sendiri sesungguhnya Allah maha penyayang
terhadap kamu semua”. Para Fuqoha’ menetapkan bahwa orang yang melakukan bunuh diri lebih besar dosanya
dari pada orang yang memerangi orang
lain, dan dialah orang fasiq dan menganiaya dirinya, hingga sebagian ulama’
mengatakan bahwa dia tidak dimandikan dan disholati sebagaimana para
pembangkang. Ada pendapat lain bahwa dia tidak diterima taubatnya karna
memberatkan atas kesalahannya sebagaimana dlohirnya sebagian hadits menunjukkan
keabadiannya dalam neraka.
الموسوعة الفقهية 6 ص : 285 –
286
ثانيا هجوم الواحد على صف العدو : 11 اختلف الفقهاء فى جوار هجوم رجل من
المسلمين وحده على العدو مع التيقن بانه سيقتل فذهب الما لكية الى جواز اقدام الرجل
المسلم على الكثير من الكفار ان كان قصده اعلاء كلمة الله وكان فيه قوة وظن تأثيره
فيهم ولو علم ذهاب نفسه فلا يعتبر ذلك انتحارا – الى ان قال – وكذلك لو علم وغلب
على ظنه انه يقتل لكن سينكى نكاية او سيبلى او يؤثر أثرا ينتفع به المسلمون ولا
يعتبر هذا القاء النفس الى التهلكة المنهي عنه بقوله تعالى ولا تلقوا بأيديكم الى
التهلكة – الى ان قال – كذلك قال ابن العربى والصحيح عندى جوازه لآن فيه اربعة اوجه
الاول طلب الشهادة الثانى وجود النكاية الثالث تجرئة المسلمين عليهم الرابع ضعف
نفوس الآعداء ليروا ان هذا صنع واحد منهم فما ظنك بالجميع
Artinya
:
Kedua
masuknya seseorang pada barisan musuh. Para Fuqoha’ berselisih pendapat tentang
bolehnya seorang diri kaum muslimin masuk kebarisan pasukan musuh dengan
keyakinan dia akan terbunuh. Ulama’ madzhab Maliki berpendapat bahwa boleh
seorang muslim mendatangi pasukan kafir dalam jumlah banyak apabila bertujuan
meninggikan kalimah Allah dan dia mempunyai kekuatan dan persangkaan adanya
pengaruh dikalangan orang-orang kafir walaupun dia yakin akan kehilangan nyawa,
maka yang demikian itu tidak dianggap bunuh diri. – sampai perkataan Mushonnif-
demikian pula jika ia yakin dan menyangka dengan kuat bahwa ia akan dibunuh akan
tetapi dia akan benar-benar dapat mengalahkan/ menghancurkan/menimbulkan
pengaruh yang dapat diambil manfaat oleh kaum muslimin. Tindakan seperti ini
tidak dipandang mencampakkan diri pada kebinasaan yang dilarang oleh firman
Allah ( artinya) : “
Janganlah kalian mencampakkan dirimu pada kehancuran “. – sampai perkataan
Mushonnif- Ibnul ‘Arobi berkata : yang
shohih menurut saya tindakan tersebut boleh karna mengandung empat aspek (1)
Mengharapkan mati syahid (2)Adanya kemenangan (3) Memberanikan umat Islam
melawan orang kafir dan (4) melemahkan mental musuh.
6(
Hukuman bentuk apa dinilai tepat ditimpakan kepada promotor/pemberi indoktrinasi
bunuh diri dengan pemahaman konsep jihad yang salah dan menanamkan keyakinan
status mati syahid serta kepastian masuk surga kepada calon pelaku bom bunuh
diri.
Jawaban
:
Hukuman
bagi promotor / pemberi indoktrinasi bunuh diri adalah ta’zir, bahkan bisa
sampai hukuman mati , apabila dampak mafsadah dan madlaratnya merata dikalangan
masyarakat luas serta hukuman ta’zir yang lain sudah tidak efektif
lagi.
تفسير الطبري ج: 6 ص: 205
إنّمَا جَزَآءُ الذِينَ يُحَارِبُونَ اللهَ وَرسولَهُ وَيَسْعَونَ فِي
الأرْضِ فَسَادًا أنْ يُقتلُوا أوْ يُصَلبُوا أوْ تُقَطَّع أيْدِيهِمْ وأرْجُلِهمْ
مِنْ خِلافٍ أوْ يُنْفَوا مِنَ الأرْضِ ذَلكَ لَهُم خِزْيٌ فِي الدُنيَا وَلهُم فِي
الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظيمٌ
Terjemah
:
Balasan
bagi orang yang memusuhi Alloh dan utusan-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi
adalah dibunuh atau disalib atau dipotong kedua tangan dan kakinya secara
bergantian (selang seling) atau disingkirkan dari muka bumi. Itu semua adalah
balasan di dunia sedangkan balasan di akhirat adalah adzab yang sangat
besar.
تفسير ابن كثير ج: 2 ص: 48
المحاربة هي المضادة والمخالفة وهي صادقة على الكفر وعلى قطع الطريق
وإخافة السبيل وكذا الإفساد في الأرض
Terjemah
:
Muharobah
(memerangi) ialah : perlawanan dan menentang, yaitu sesuai (pas) dengan kufur
dan tindakan perampokan dijalanan, dan menakut-nakuti di jalan, begitu juga
membikin kerusakan dibumi.
تفسير الطبري ج: 6 ص: 211
وأما قوله ويسعون في الأرض فسادا فإنه يعني ويعملون في أرض الله
بالمعاصي من إخافة سبل عباده المؤمنين به أو سبل ذمتهم وقطع طرقهم وأخذ أموالم ظلما
وعدوانا والتوثب على جرمهم فجورا وفسوقا
Terjemah
:
Adapun
pengertian firman Allah (artinya) : “
Dan mereka melakukan kerusakan di muka bumi.” Itu artinya : mereka melakukan
kemaksiatan di muka bumi ini, dengan cara menakut-nakuti (terror/ancaman)
jalannya orang-orang mukmin, atau jalannya tanggungan orang-orang mukmin, dan menghadang
perjalanannya, merampas harta bendanya dengan cara dzalim dan ceroboh (aniaya)
dan berani melukainya dengan cara keterlaluan dan fasiq.
تفسير القرطبي ج: 6 ص: 149
إنّمَا جَزَآءُ الذِينَ يُحَارِبُونَ اللهَ وَرسولَهُ وَيَسْعَونَ فِي
الأرْضِ فَسَادًا أنْ يُقتلُوا أوْ يُصَلبُوا الآية - الى ان قال - قال مالك
والشافعي وأبو ثور وأصحاب الرأي الآية نزلت فيمن خرج من المسلمين يقطع السبيل ويسعى
في الأرض بالفساد قال ابن المنذر قول مالك صحيح قال أبو ثور واحتج لهذا
القول
Terjemah
:
Firman
Allah (artinya) : “Seseungguhnya
balasan orang-orang yang memerangi Alloh dan Rosul-Nya dan berbuat kerusakan di
bumi agar supaya dibunuh, atau disalib”, dan seterusnya - sampai perkataan
mufassir- Berkatalah Imam Malik, Imam Syafi-ie, Imam Abu Tsur, dan Para pakar
pendapat : Ayat ini diturunkan buat orang Islam yang keluar memisahkan diri
ikatan kelompoknya dan berbuat kerusakan di bum.Bberkatalah Ibnu Mundzir :
Perkataan Imam Malik betul, Abu Tsaur berkata : Perkataan ini dapat dibuat
hujjah / dasar.
تفسير القرطبي ج: 7 ص: 133
ولا تقتلوا النفس التي حرم الله إلا بالحق – الى ان قال - من شق عصا
المسلمين وخالف إمام جماعتهم وفرق كلمتهم وسعى في الأرض فسادا بانتهاب الأهل والمال
والبغي على السلطان والامتناع من حكمه يقتل فهذا معنى قوله إلا بالحق
Terjemah
:
Firman
Allah (artinya) : “Janganlah
kalian semua membunuh seseorang yang diharamkan Alloh kecuali dengan haq” (cara
yang benar). -sampai perkataan mufassir- : Barang siapa meretakkan persatuan
kaum muslimin, menentang pimpinan kelompok umat Islam dan memisah-misahkan
kalimah mereka dan berbuat kerusakan
dimuka bumi dengan jalan melakukan perampokan / perampasan keluargadan harta,
dan membangkang terhadap pengusa dan menolak keputusannya, maka orang tersebut
boleh dibunuh. Ini lah makna firman Illa bi al Haq.
فتاوى الكبرى لابن تيمية 5\
وَهَذَا التعْزِيرُ ليْسَ يُقَدَّرُ بَلْ يَنْتهِى اِلىَ القَتْلِ كَمَا
فِى الصَّائِلِ فِى اَخْذِ المَالِ يَجُوْزُ اَنْ يُمْنَعَ مِن الأخْذِ وَلوْ
بِالقتْلِ وَعلَى هَذا فَاِذا كَانَ المَقصُودُ دَفْعَ الفَسَادِ وَلمْ يَنْدَفِعْ
إلاِّ بِالقتْلِ قُتِلَ. وَحِينئِذٍ فَمَن تَكَرَّرَ مِنهُ فِعْلَ الفَسَادِ وَلمْ
يَرْتَدِعْ لِلحُدُودِ المُقَدَّرَةِ بَلِ اسْتَمَرَّ علىَ ذَلِكَ الفَسَادِ فَهُو
كَالصَّائِلِ الذِّى لاَ يَنْدَفِعُ إلاّ بِالقتْلِ فَيُقتَلُ قِيلَ وَيُمْكِنُ انْ
يُخْرَجَ شَارِبُ الخَمْرِ فِى الرَّابِعَةِ علىَ هَذا
Terjemah
:
Hukuman
ta’zir (menjerakan) ini tidak ada kepastian bahkan bisa sampai kepada hukuman
bunuh, sebagaimana dilakukan terhadap
shoil (orang yang berbuat jahat) dalam mengambil harta, boleh menghadang dia
dari mencuri harta meskipun dengan membunuh. Berdasarkan keterangan ini, ketika
tujuan (ta’zir) adalah menolak kerusakan (bahaya) dan tidak tertangani kecuali
dengan cara membunuh, ya dibunuh. Dengan demikian, orang yang berulang kali
melakukan kejahatan, dan hukuman-hukuman yang diberikan tidak diindahkan, bahkan
dia terus menerus berbuat jahat maka dia bagaikan shoil (penjahat) yang tidak
bisa dihentikan kecuali dengan dibunuh, maka boleh dibunuh. Dikatakan, mungkin
pemabuk menurut pendapat ini bisa dihukum sama dengan shoil (penjahat) dengan
cara dibunuh.
الفقه الاسلامى 7\5354
وَالعُقوبَاتُ التَّعْزِيرِيَّةُ : هِىَ التَّوْبِيخُ اوِ الزَّجْرُ
بِالكَلاَمِ وَالحَبْسُ وَالنَّفْيُ عَنِ الوَطَنِ وَالضَّرْبُ وَقدْ يَكُونُ
التَّعْزِيرُ بِالقتْلِ سِيَاسَةً فِى رَأيِ الحَنَفِيّةِ وَبَعضِ المَالِكِيّةِ
وَبَعضِ الشَّافِعِيّةِ اِذَا كَانَتِ الجَرِيْمَةُ خَطِيرَةً تَمَسُّ اَمْنَ
الدَّوْلَةِ اوِ النِّظَامَ العَامَّ فِى الاسْلامِ مِثلَ قَتْلِ المُفَرِّقِ
جَماعَةَ المُسلِمِينَ اوِ الدَّاعِى الىَ غَيرِ كِتابِ اللهِ وَسُنّةِ رَسُولِهِ
صلىَّ اللهُ عَليهِ وَسلّمَ اوِ التَّجَسُّسِ اوِ انْتِهَاكِ عِرْضِ امْرَأةٍ
بِالإكْرَاهِ اذَا لمْ يَكُنْ هُناكَ وَسِيلةٌ اُخْرَى لِقَمْعِهِ وَزَجْرِهِ
أهـ
Terjemah
:
Hukuman
/ sanksi ialah : mencela, atau mencegah dengan ucapan, menahan (memenjara),
diasingkan jauh dari tanah kelahian dan dipukul. Bahkan terkadang ta’zir itu
bisa terjadi dengan cara dibunuh karena
kepentingan siyasah didalam pendapat Hanafiyah, sebagian Malikiyah, serta
sebagian Syafi’iyah. Ketika Jarimah (pidana)itu membahayakan yang menyangkut
keselamatan negara, atau aturan umum dalam Islam, seperti membunuh orang yang
memecah belah kelompok orang-orang Islam, atau orang yang mengajak kepada selain
aturan Kitabulloh dan Sunnah Rosul-Nya SAW. atau meneror (menakut-nakuti), atau
merusak harga diri perempuan dengan paksa ketika disana tidak ada cara lain
untuk menanggulangi dan mencegahnya.
Komentar
Posting Komentar